Acara Public Hearing di masjid At- Thayar (Sumber Foto: Sidqon/DinamikA)
Klikdinamika.com– Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora(Fuadah) mengadakan acara Public hearing dengan mengundang Dekan, Wakil Dekan, serta jajarannya di masjid At-Thayar kampus dua Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Selasa (22/04/2025).
Adzim, selaku ketua umum Sema Fuadah mengatakan bahwa tujuan public hearing adalah supaya aspirasi dan keluhan mahasiswa dapat ditindak lanjuti secara tanggung jawab.
”Tujuan aku buat acara ini sama temen-temen Sema, itu agar nantinya suara mahasiswa yang rata-rata hampir sama dapat ditindak lanjut secara tanggung jawab,“ ujarnya.
Saat acara dimulai, beberapa mahasiswa menyampaikan berbagai aspirasi dan keluhan yang mereka alami seperti halnya berita simpang-siur perihal Kuliah Kerja Lapangan (KKL), pelayanan Resepsionis yang kurang ramah dan lain sebagainya.
Salah satu mahasiswa Progam Studi (Prodi) Ilmu Hadist menanyakan kepastian terkait KKL, terkait kepastian daerah yang di tuju, mengapa terdapat perbedaan lokasi tujuan KKL dan perihal jumlah uang yang didapatkan mahasiswa.
“Ini pertanyaan yang sering ditanyakan teman-teman terkait KKL, KKL itu sebenarnya jumlah yang di dapatkan mahasiswanya itu sama atau tidak. Kalo sama kok Fakulats Syariah bisa ke Jakarta dan yang lain (Red: Fakultas) itu jauh. Tapi kok kita, mohon maaf, kemungkinan besar ke Jogja itu bagaimana? Kalo terkait jumlah uang tidak sama, kenapa kok tidak sama itu alasanya apa,“ ucapnya.
Hal ini kemudian ditanggapi oleh Heru Heriyanto selaku Kabag Fuadah, ia mengatakan bahwa UKT yang terpaut membuat nominal KKL berbeda dengan fakultas lain.
“Pembagian UKT itu kan banyak, ada komponenya banyak. Nek kiblate njenengan menggunakan fakultas lain, menurut saya tidak pas. Karena apa? Fakultas Syariah itu tiga prodi komposisi mahasiswannya sama, hampir dua ratus. UKT-nya jauh di atas kita. Jadi mereka mau kegiatan apapun itu lebih enak. Gitu lo. Jadi fakultas A,B,C,D nominal KKL nya itu beda, ” jawabnya.
Afrizal, Selaku ketua Dema Fuadah menyatakan pendapatnya mengenai public hearing yang bersifat terbuka. Akan tetapi, jawaban dari pihak pimpinan cenderung diplomatis.
“Acara seperti ini memang sifatnya sudah terbuka, tapi jawaban jawaban dari pihak pimpinan diplomatis dan karena terbatas waktu maka banyak pertanyaan-pertanyaan yang sempat belom tersampaikan,” ungkapnya
Di akhir, Adzim mengatakan bahwa minat mahasiswa terhadap aspirasi mahasiswa merupakan harapan terbesar baginya. Ia juga mengatakan bahwa wadah yang sudah ia buat seharusnya dipergunakan secara maksimal.
“Harapan terbesar saya ketika ada acara seperti ini adalah minat mahasiswa akan suara mereka sendiri. Karena acara seperti ini kan acara yang bisa menyuarakan aspirasi mereka, jadi ketika udah dibuatkan acara seperti ini, kita udah mewadahi untuk memberikan ruang untuk berbicara atau speak up kok malah nggak dipergunakan secara maksimal itukan eman-eman,” pungkasnya. (Sidqon/Dinda/Red)