Wawancara dengan pak Hammam ketua LP2M (Sumber Foto: Kartika/DinamikA).
Klikdinamika.com– Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga merasa Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester ini akan menjadi beban ganda yang akan melelahkan, dikarenakan KKN dan magang akan digabung pelaksanaanya. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) menjelaskan terkait pro kontra terkait hal itu di kantor LP2M kampus 3 UIN Salatiga, gedung KH Zubair Umar Al Jaelani, Selasa (9/7/2024).
Ketua LP2M UIN Salatiga, Hammam, menjelaskan bahwa KKN Terintegrasi 2024 ini adalah program dimana mahasiwa melakukan KKN bersamaan saat mahasiswa juga menjalankan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ataupun magang. Dengan tujuan semata-mata ingin meringankan mahasiswa dan mempercepat kelulusan para mahasiswa.
“Kalo sesungguhnya mereka tahu, maka seharusnya merasa tidak terbebani. Saya mau menjelaskan, pertama, KKN tahun ini kita menyebut namanaya kuliah regular terintegrasi dengan yang waktunya berhempitan satu semester dengan mahasiswa yang sedang PPL atau magang. KKN ini juga berangkat dari salah satu aspirasi mahasiswa yang menginginkan lulus 3,5 tahun apakah bisa? Tentu kita jawab bisa. Jadi kita paradigma KKN terintegrasi dan recognisi nanti supaya mahasiswa cepat lulus,” jelas Hammam.
Kemudian, jikalau ada kendala seperti yang semesternya belum muncul KKN dan mahasiswa yang magang pada bulan September, Hammam memberikan solusi yang disediakan.
“Misalnya, ada fakultas yang memang semester ini KKN belum muncul, munculnya semester 8. Maka solusinya nanti mereka bisa ikut KKN regular terintegrasi kali ini tetapi centang mata kuliah KKN di semester 8 di Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) dan dia sudah tidak perlu ikut KKN lagi pas nanti semester 8. Nah jika mahasiswa yang magang pada bulan September, mereka dapat mengikuti KKN regular terintegrasi terlebih dahulu,” tambahnya.
Namun memang beberapa mahasiswa masih merasa tidak setuju dan berat akan hal ini. Artinya mereka menganggap berat karena menggunakan asumsi dan menterjemahkan informasi yang belum detail. Menampik hal tersebut, Hammam menolak gagasan soal KKN kali ini hanya membaratkan serta menghabiskan waktu dan biaya. Sebaliknya, ia menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat yang tentunya tidak mengeluarkan banyak biaya melainkan bermodalkan mind melalui program ini.
“Kami ingin KKN difokuskan pada pemberdayaan masjid, mushola, dan TPA. Diluar itu juga boleh, silahkan usulkan tapi yang jelas meminimalisasi biaya, kayak gitu memang kami langsung pikirkan agar tidak memberatkan terutama aspek keuangan, ” ungkapnya.
Berangkat dari dedikasi mahasiswa yang mempunyai jiwa pengabdian masyarakat tinggi namun kadang tidak dihargai, Hamam menekankan fleksibilitas dalam pelaksanaan KKN recognisi. Untuk recognisi contohnya, seperti anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (UKM KSEI) yang mendampingi program sertifikasi halal Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM), dapat mengonversi kegiatan tersebut menjadi kredit Satuan Kredit Semester (SKS) tanpa perlu mengikuti KKN konvensional.
“jadi dia (KSEI) pengabdian masyarakat kurang lebih 40 hari, mereka nanti silahkan membuat seperti youtube, jurnal dan video kasih ke kami nanti dikonversikan dan tidak usah KKN lagi. Jadi itu fleksibilitasnya emang sangat tinggi karena memang kan kita tidak ingin merepotkan. Yang penting jangan ada complain lagi mintak dana stimulan untuk lomba, acara, atau biaya nginep,” tuturnya
Lanjutnya, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar mahasiswa dari fakultas yang sama dalam pembentukan kelompok KKN, hal ini dilakukan supaya memudahkan koordinasi dan pertanggungjawaban akademik. Namun, ia juga membuka peluang bagi mahasiswa dari fakultas berbeda untuk berkolaborasi selama sesuai dengan prinsip dan aturan yang berlaku.
“Saya menyarankan tetap satu fakultas, karena satu rumpun keilmuan dan karena pertimbangan akademik, tetapi kalau memang mau lintas ya monggo selama bisa dipertanggung jawabkan tapi sekali lagi saya menyarankan tetap satu fakultas,” ujar Hamam
Dari pihak fakultas Hamam mengakui memang belum dibicarakan secara mendetail, sehingga tidak jarang mahasiswa yang bertanya ke pihak fakultas belum menemukan jawabannnya
“Jadi saya masih mengadakan sosialisasi dengan fakultas itu tanggal 13 Mei, kami sebenernya sudah melakukan koordinasi dengan fakultas tapi saat itu masih poin-poin besar. Insyaallah dalam waktu dekat kami juga membuka komunikasi Dema-F, Sema-F dan Dekan fakultas, tegasnya
Bagi mahasiswa yang masih enggan mengikuti KKN pada semester ini tidak apa-apa, Hamam menawarkan KKN mandiri pada bulan Januari sebagai alternatif.
“Tahun ini kami menyelenggarakan dua periode KKN, yaitu Juli untuk KKN reguler dan Januari untuk KKN mandiri,” jelasnya.
Di akhir Hamam juga mengklarifikasi rencana untuk tahun depan depan terkait KKN dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang nantinya jika sudah resmi mungkin KKN bisa menjadi 6 bulan.
“Itu kalau sudah instruksi resmi dari MBKM. Saat ini belum, kan memang diperguruan PTKIN belum fixs masih meraba-raba,” ucapnya. (Joysi/Fajar/red).