Sumber Foto : Alfhi/DinamikA
Klikdinamika.com, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), mengadakan seminar bedah ‘Tasawuf Syekh Siti Jenar’ dilaksanakan di Masjid kampus 2 UIN Salatiga, Senin (21/11/2021).
Ketua panitia bedah buku, Muhammad Roisun Mutakhin menjelaskan kegiatan bedah buku ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan 3 bulan 1 kali.
“Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan rutinan dari HMPS yang diadakan 3 bulan satu kali, dengan kuota 100 orang yang diperuntukan bagi mahasiswa Fuadah, tapi tidak menghalangi mahasiswa fakultas lain untuk ikut dalam acara ini,” jelasnya.
Crew magang DinamikA berkesempatan menemui langsung Afif Anshori, selaku pemateri dan penulis buku ‘Tasawuf Syekh Siti Jenar’ sekaligus guru besar bidang Ilmu Tasawuf UIN Raden Intan Lampung, di gedung Fuadah.
Pria yang biasa disapa Afif itu, menceritakan alasannya menulis buku tersebut, disebabkan karena fenomena masyarakat yang menganggap Syekh Siti Jenar sebagai mitos, hal tersebut keliru menurut Afif, sebab tidak dapat dinalar oleh pikiran manusia.
“Buku tersebut didasarkan pada fenomena yang terjadi di masyarakat bahwa banyak yang keliru dan salah paham akan ajaran Syeikh Siti Jenar, menurut masyarakat Syeikh Siti Jenar adalah mitos dan sesat. Nah buku tersebut hadir untuk memberikan kejelasan dan membenarkan kesalahpahaman yang ada,” jelasnya.
Mengenai penelitian dan penulisan, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh Afif salah satunya adalah karena tidak adanya tulisan asli dari Syeikh Siti Jenar.
“Sebab Syekh Siti Jenar tidak menulis buku. Jadi, sumber itu berasal dari buku-buku kuno, yang bersumber dari kebiasaan orang jawa yang tidak menulis melainkan bercerita menggunakan tembang-tembang jawa yang ditulis oleh orang yang mendengarnya,” ungkapnya.
Dalam bukunya beliau juga menyampaikan terkait tasawuf, bahwa syariat tasawuf dan tarekat tidak dapat dipisahkan.
“Dalam tasawuf, syariat dan tarekat harus sama untuk menuju Islam yang kaffah. Karena semuanya adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,” paparnya.
Mengenai harapan untuk para pembaca, ia berpesan
untuk dapat mengamalkan ilmu yang ada dalam buku tersebut.
“Harapan dari buku ini adalah, orang yang membaca bisa mengerti tasawuf itu tidak sesat asal dibaca dengan jernih, sehingga tawasuf dapat hadir dalam dirinya, dan selalu merasa Tuhan hadir dalam diri mereka,” pungkas Afif di akhir wawancara. (Zakya/Wirda/Alfhi/Fajar/red)