Bersama Walhi Jateng, Mapala Mitapasa Adakan Diskusi Ilmiah

 

Doc. DinamikA

Klikdinamika.com, Salatiga (13/11) – Melihat kondisi Indonesia yang semakin terpuruk dalam melakukan eksploitasi sumber daya alam, Mapala Mitapasa menggandeng Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah untuk mengadakan kegiatan nonton bareng dan diskusi lingkungan dengan mengangkat tema “Energi Terbarukan”, di Gedung PKM 2 Kampus 1 IAIN Salatiga.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa IAIN Salatiga, Mapala se-Salatiga, dan anggota Mapala Mitapasa. Nonton bareng menjadi agenda utama dengan pemutaran film Save Meratus oleh Walhi Kalimantan Selatan. Aksi untuk #Save Karimun Jawa oleh Greenpeace Indonesia dan Hentikan Industri Batu Bara di Indonesia oleh Walhi Indonesia. Dari film-film ini, semuanya menyorot keras aksi perusakan lingkungan yang berkedok kebutuhan. Padahal yang terjadi adalah untuk bisnis.

Salah satunya Film Save Meratus yang menggambarkan keresahan masyarakat sekitar Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan. Kegelisahaan tersebut timbul akibat izin yang diberikan pemerintah kepada perusahaan untuk melakukan pengalihan fungsi lahan hutan menjadi daerah pertambangan batu bara dan perkebunan sawit. Pegunungan Meratus perlu dijaga karena merupakan satu-satunya hutan hujan tropis yang tersisa di Kalimantan Selatan. Selain itu juga menjadi sumber kehidupan masyarakat, sumber air,  dan sumber kebudayaan masyarakat.

Fahmi Bastian, selaku pemateri dalam acara ini menghimbau peserta untuk menolak pertambangan batu bara yang mengakibatkan perubahan iklim dan mengajak untuk beralih ke energi terbarukan agar kondisi alam di Indonesia sehat, bersih, tidak rusak, dan lestari.
“Jika seluruh hutan lenyap, pepohonan dipangkas, tidak dipungkiri akan terjadi perubahan iklim (climate changing) yang akan menyebabkan pemanasan global, kekeringan yang berkepanjangan (El Nino) & hujan berkepanjangan (La Nina). Meningkatnya permukaan dan suhu air laut, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar,” himbau Fahmi.

Memasuki diskusi, Fahmi menjelaskan, untuk membahas problematika lingkungan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya dengan menerapkan energi terbarukan. Adalah energi yang bersumber dari alam dan secara berkesinambungan sehingga dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun layaknya energi berbasis fosil. Sumber alam yang dimaksud dapat berasal dari matahari, panas bumi (geothermal), angin, air (hydropower) dan berbagai bentuk dari biomassa. Sumber energi tersebut tidak dapat habis dan dapat terus diperbarukan.
Ketua umum Mitapasa, Dwita Endrayani berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengerti keadaan bumi yang semakin rusak dan bijaksana dalam mengambil tindakan untuk mencegak perubahan iklim.

“Saya berharap dengan kegiatan ini teman-teman lebih peka dengan keadaan lingkungan sekitar agar dapat berkontribusi untuk mencegah perubahan iklim yang terjadi dan dapat dimulai dengan hal-hal kecil dalam keseharian kita,” ujar Dwita. (Ida F/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *