Sumber Foto : Panitia penyelenggara
klikdinamika.com, Greenpeace dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jawa Tengah menggelar diskusi film mengenai nasib Anak Buah Kapal (ABK) yang diselenggarakan di Tanjung Kopi, Jalan Kedungmundu Raya, Semarang yang diselenggarakan pada Sabtu (25/06/2022).
Pemutaran dan diskusi film dokumenter “Before You Eat” yang diselenggarakan ini dihadiri oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di Semarang Raya sebanyak 70 orang. Pada kegiatan ini pula dihadiri oleh Afdillah Chudiel dari Greenpeace Indonesia dan Boby Anwar dari SBMI.
Dedy Irawan, selaku ketua panitia dalam kegiatan ini menjelaskan alasan diselenggarakannya diskusi film tersebut.
“Kita sebagai mahasiswa harus prihatin dengan keadaan di lingkungan kita terutama isu-isu regional mengenai nasib ABK di Jawa Tengah,” ujarnya ketika dijumpai oleh reporter klikdinamika.com.
Juru kampanye laut Greenpeace yang juga merupakan pemantik pada diskusi tersebut, yakni Afdillah Chudiel, memberitahukan data laporan tahun 2013-2021 dari SBMI mengenai perbudakan modern di laut terhadap ABK Indonesia.
“Data laporan adanya ekspolitasi ABK tersebut diadukan kepada SBMI. Aduan tersebut berjumlah 634, yang juga merupakan aduan sejak tahun 2013-2021,” paparnya.
Mengutip data yang dipaparkan terdapat 634 aduan selama rentang tahun 2013-2021. Pada tahun 2021 terdapat 188 aduan dan yang melaporkan adanya tindakan eksploitasi tersebut banyak terjadi pada ABK yang berasal dari Jawa Tengah, dengan jumlah 98 aduan pada tahun 2021.
Ia juga menekankan harapannya mengenai penindakan yang harus dilakukan untuk memberhentikan sikap eksploitasi terhadap ABK Indonesia.
“Pertama, kita tidak mau ada ABK Indonesia yang dieksploitasi lagi. Kedua, kita tidak mau ABK ini dipaksa melakukan kejahatan terhadap lingkungan dan ekosistem laut, kita mengutamakan adanya keadilan sosial dan keadilan lingkungan,” tuturnya.
Eksploitasi yang dimaksud oleh Afdillah adalah karena adanya penunggakan gaji hingga 13 bulan lamanya. Bahkan mereka (red: ABK) dipaksa menangkap ikan menggunakan alat longline yang justru membahayakan ekosistem laut. Selain itu, adanya ketidakpedulian pemerintah terhadap nasib awak kapal yang juga menurut data dari SBMI terdapat 35 ABK meninggal terhitung sejak 2019-2021.
Boby Anwar Ma’arif, selaku perwakilan SBMI mengatakan bahwa pentingnya sikap kita untuk melepaskan perbudakan modern tersebut dengan mengutip ayat Quran.
“Kita perlu menghentikan perbudakan ini, sesuai pada surat Al-Balad ayat 11 sampai 13 bahwa, tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu yang melepaskan budak dari perbudakan,” jelasnya. (Ramzy/Red)