Sumber: Parid/DinamikA
Klikdinamika.com, Pihak kampus melakukan tender pengadaan jas almamater angkatan 2020 dan 2021 dengan CV Sinar Ilmu dari Nganjuk, Jawa Timur. Kontraknya per tanggal 21 April 2021, namun tender tersebut tidak selesai dan putus kontrak pada bulan Desember 2021, Selasa (22/3/2022).
Fahrudin, selaku Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) menjelaskan, bahwa tender yang dilakukan dengan CV Sinar Ilmu tidak selesai karena tidak sanggup.
“Pengadaan tahun 2021 namun tidak selesai, dengan berbagai pertimbangan karna tidak sanggup,” jelasnya saat ditemui klikdinamika.com diruangannya pada kamis (9/3/2022).
Merujuk pada berita klikdinamika.com sebelumnya yang berjudul “Masuk Semester 3, Mahasiswa Angkatan 2020 Belum Terima Jas Almamater”, pihak kampus mengagendakan pembagian jas almamater pada bulan November tahun 2021, Akan tetapi sampai sekarang jas tersebut belum dibagikan.
Fahrudin menanggapi, terkait dengan pembagian jas almamater belum bisa dibagikan karena jumlahnya masih belum terpenuhi sesuai dengan kapasitas angkatan 2020 dan 2021.
“Terkait pembagian jas, kemarin kan tidak selesai, ada jas yang sudah jadi dan belum jadi. Dari pimpinan membuat kebijakan ketimbang yang ada dibagikan menjadikan polemik dan nanti ditimbang-ditimbang menjadi masalah,” Tambahnya.
Belum adanya kejelasan mengenai jas almamater ini, Muhammad Sifaudin mahasiswa prodi Perbankan Syariah mengungkapkan keresahannya, dimana teman seangkatannya belum mendapat jas almamater.
“Saya resah dan sangat tidak nyaman, angkatan 2020 belum dibagikan nya jas almamater dari pihak institut. Karena dibeberapa mata kuliah, kita diminta untuk observasi secara langsung kepada pihak terkait seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan kita diwajibkan untuk menggunakan jas almet sebagai identitas,” Keluhnya saat diwawancarai via WhatsApp
Sifaudin menambahkan, bahwa Ormawa juga harus memberikan informasi yang jelas terkait ini.
“Kami butuh kejelasan informasi baik dari Lembaga, Sema, Dema Fakultas maupun Institut perihal belum turunnya jas almamater. Informasinya banyak yang simpang siur, disini Ormawa juga dituntut untuk memberikan informasi yang jelas,” Ungkapnya.
Dewi Lukita Suryarifa salah satu mahasiswi Prodi Tadris Bahasa Inggris mengungkapkan kekecewaannya.
“Mengenai almamater itu kecewa banget. Udah bayar UKT selama 4 semester belum juga dibagikan”, Ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp
Selain itu, Dewi juga berharap agar jas almamater segera dibagikan.
“Harapan kedepannya terkait jas almamater cuma satu sih, cepat dibagikan aja mengingat kita sudah banyak kegiatan yang mungkin memerlukan jas almamater,” Tambahnya
Diakhir fahrudin mengungkapkan bahwa IAIN Salatiga sudah mengajukan surat Permohonan Kelompok Kerja (Pokja) kepada Kementerian Agama namun belum ada tindak lanjut.
“Sekarang pengadaan diatas 200 juta masuknya ke Kementrian Agama. Di tahun 2022 sudah mengajukan surat permohonan Pokja namun belum ada tindak lanjut dari kementrian Agama pusat,” Tutupnya. (Parid/Anna/red)
Tanpa mahasiswa kampus tak punya jatidiri, tanpa almamater mahasiswa tak punya jatidiri.
Kalau tidak sanggup apakah akan di tunda sampe tahun depan?akan semakin banyak kuota mahasiswa untuk tahun depan?kenapa tidak mencari CV yang lain?
berikanlah mahasiswa semester 4 almamater karna dari semester 1 kita belum dapet almamater, dan juga jangan lupa sama kuota internet biasanya tiap semester dapet kuota internet kok di semester ini tidak