Klikdinamika.com- Prof. Dr. Endang Fauziati, M. Hum memberikan wejangan kepada guru dan calon guru untuk menghindari W-Wegah (=males). Hal ini disampaikan dalam acara National Seminar on National Education Day “Teaching English as a Foreign Language in the Millennial Age: Prospects and Challenges”, pada (9/5).
“Kata kuncinya hanya satu, hindari W-Wegah,” tuturnya. Ia juga menambahkan, sebagai seorang guru sudah semestinya datang dengan memberi dorongan, selalu penasaran dan melihat sesuatu permasalahan tidak dengan menyalahkan namun datang dengan memberikan solusi. Sikap tersebut diperlukan untuk menghadapi peserta didik di zaman milenial seperti saat ini. Seringnya muncul konflik antara orang tua, guru dan anak itu disebabkan oleh kondisi orang tua/guru yang belum move on dari zamannya. Oleh karena itu, perlunya guru bersikap selalu up date dan terus belajar. Dengan belajar akan menjadikan seorang guru tambah berilmu, dengan ilmu akan mengantarkan orang tersebut menjadi arif (bijak).
Selain itu, guru juga perlu selalu membaca keadaan dan memahami kondisi peserta didik. Dengan begitu, dalam penyampaian materi dapat menggunakan metode yang tepat. Karena setiap generasi memiliki ciri, karakter, prospect yang berbeda, maka perlu penanganan yang berbeda pula. Kurikulum 2013 (kurtilas) yang saat ini diberlakukan di dunia pendidikan di Indonesia sudah pas dengan zaman milenial saat ini. Kurtilas berbasis cientific approach dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan mengembangkan sikap critical thingking untuk mencari solusi.
“Kurtilas sudah lepas, artinya dengan menggunakan scientific approach menjadikan siswa penasaran, tidak hanya diberi, namun siswa juga mengembangkan critical thingking dan problem solving yang dikenal dengan High Order Thingking,” pungkasnya. (Tri/Red)