‎KSEI Gelar Seminar Nasional Sebagai Rangkaian Acara SEIMAN di Tengah Perkuliahan Daring‎

Seminar Nasional di ruang teater lantai 3 Gedung Hasyim Asy’ari (Sumber Foto: Rifka/DinamikA).


Klikdinamika.com– Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga gelar seminar nasional sebagai rangkaian acara Sharia Economics Intelektual Moslem of UIN (SEIMAN) 2025, di ruang teater lantai 3 Gedung Hasyim Asy’ari pada Rabu, (3/9/2025).


‎Seminar itu diisi oleh dua pemateri yaitu Ubaedul Mustofa selaku pemikir ekonomi Islam dan Toni Anandya Wicaksono selaku CEO dari Argotelo. Walau seminar itu digelar setelah adanya surat edaran (SE) rektor tentang pembelajaran Dalam Jaringan (Daring), semangat peserta untuk hadir tidak berkurang. Ada kurang lebih 160 mahasiswa menghadiri seminar tersebut.


‎Bahkan menurut Tian Adi Prayoga selaku ketua panitia, dengan adanya edaran perkuliahan agar dilaksanakan secara daring, animo peserta meningkat, terbukti dengan banyaknya pendaftar On The Spot (OTS).


‎“Sebenarnya awalnya kami khawatir karena surat edaran itu dan situasi kemarin yang begitu jelek sekali, khawatir justru kita tidak diperbolehkan mengadakan seminar gitu, tidak boleh berkumpul-kumpul, tapi setelah kita bertanya ke kampus ke Kasubag dan lain sebagainya ternyata boleh. Lalu kita crosscheck lagi ke pesertanya justru excited, buktinya, yang daftar OTS hari ini ada 40 lebih. Jadi emang ada khawatir tapi bukan dari pesertanya, malah menurut saya pesertanya naik karena nggak jadi offline kuliah malah melonjak,” katanya.


‎Tema yang dibawakan dalam seminar tersebut adalah “Peran Wirausaha Lokal dan Pemikiran Ekonomi Islam dalam Memperkuat Pemberdayaan Masyarakat yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Tian melanjutkan, bahwa dalam memilih tema tersebut karena dari gambaran besar seminar yang diambil itu lebih berpotensi di UMKM dan banyaknya keluhan usaha yang menurun.


‎“Kita lihat potensinya tuh di UMKM-nya. Apalagi kita pematerinya itu ini nih bagus buat diambil. Ada pak Ubaedul sebagai pemikiran ekonomi Islam dan Pak Toni yang dari wirausaha, dan banyak juga yang mengeluh kalau dari kondisi sekarang itu banyak usaha menurun jadi harapan kami itu dapat lebih membuka lah dan menyadarkan mahasiswa dan audiens kita ini tentang pentingnya usaha,” lanjutnya.


‎Luthfi Ferdinan, salah satu peserta seminar dari Program Studi (Prodi) Akuntansi Syariah mengatakan bahwa dia mengikuti seminar karena ingin memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan.


‎“Kalo soal awal mula minatnya ya, yang pertama buat ngeramein aja sih, sama kayak aku tuh mikir kalo aku harus aktif di perkuliahan, udah disediain kayak gini tuh harus dimanfaatkan sebaik mungkin kan,” tuturnya.


‎Luthfi juga mengatakan bahwa materi yang disampaikan itu sudah sering dia lihat di kanal-kanal seperti youtube dan instagram, tapi untuk yang materi pemberdayaan itu menjadi hal baru yang dia ketahui.


‎“Tapi yang kayak pemberdayaan lokal gitu yang baru, dari Pak Toni itu dapet insight baru. Bisnis itu kan nggak cuma keuntungan pribadi kan, pasti ajak masyarakat-masyarakat juga penting. maka untuk menambah value dari bisnis itu kan nggak mungkin kalau kita cuma cari untung,” lanjutnya.


‎Terakhir dari Faatih Ni’mal Mazru’i menanggapi terkait seminar yang digelar di tengah-tengah pembelajaran daring sempat membuat fokusnya terbagi.


‎“Pastinya senang, tapi kan di sisi lain kita punya tanggung jawab kan, harus di kelas, saya tadi aja zoom telat, dimarahin dosen. Kalo keganggu nggak sih, cuma kebagi aja fokusnya,” katanya. (Rifka/Nina/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *