klikdinamika.com, Ambarawa- Penulis Ambarawa (Penarawa) Bangkit rilis buku antologi kisah inspiratif berjudul Meretas Batas Dunia Kertas. Perilisan buku bertepatan dengan hari ulang tahun ke-7 Penarawa Bangkit pada 14 Februari 2019. Dibungkus dalam acara tasyakuran sederhana yang diadakan di Perpustakaan Daerah Kab. Semarang yang tepat berada di Ambarawa.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 60 orang yang terdiri dari berbagai komunitas di Ambarawa dan sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan Penarawa agar lebih dikenal oleh kalangan luas. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan untuk mencari generasi penerus Penarawa Bangkit kelak.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa, pemotongan tumpeng, dan bincang-bincang mengenai buku antologi Meretas Batas Dunia Kertas. Bermula dari program menulis harian yang kemudian berlanjut dengan program menulis wajib 3 bulan sekali, antologi ini pun terbit.
Penarawa Bangkit sempat vakum beberapa waktu dan melakukan proses pembentukan pengurus kembali. Sekarang ini keanggotaannya diisi oleh 30 orang dari berbagai kalangan. Tujuan berdirinya komunitas ini adalah untuk berkarya, berdakwah melalui tulisan.
Proses kreatif penyusunan buku antologi ini tidak dilalui dengan mudah. Pemilihan tema digali dari sebuah ide yang sekiranya bisa dituangkan dalam tulisan oleh semua anggota. Karena tema cinta dianggap klasik, maka akhirnya diputuskan bahwa tema terpilih adalah Keterbatasan. Tema ini merupakan ide dari Nara, salah seorang anggota Penarawa Bangkit. Dalam antologi ini ada 19 karya kisah inspiratif berbentuk cerpen yang dituangkan dalam tulisan.
“Saya bersyukur karena di usia 7 tahun ini Penarawa masih eksis dan terus bangkit untuk selalu menularkan virus menulis,” ujar Budiyanti, Ketua Penarawa Bangkit.
Proses pembuatan antologi ini tidak semulus yang diharapkan. Rencananya pada akhir Desember 2019 buku sudah harus jadi. Akan tetapi, pengumpulan naskah dari para anggota melampaui deadline. Akhirnya antologi ini baru dimasukkan ke penerbit pada tanggal 16 Desember 2019. Selain itu, untuk mendapatkan ISBN pun tidak secepat yang dibayangkan sebelumnya. Hal ini terjadi karena Perpustakaan Nasional (Perpusnas) sedang melakukan proses perbaikan situs. Selama 21 hari menunggu, akhirnya buku antologi ini rampung pada akhir Januari 2020. (ESR/Red)