MENDEKATI JURANG RESESI INDONESIA

Oleh: Anik Nur A.

Hadirnya Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2 (SARS-CoV2) yang menjangkit hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia mengakibatkan timbulnya banyak permasalahan.

Virus Corona yang hadir telah menyerang setiap sendi kehidupan. Tidak hanya dalam hal kesehatan, namun juga beberapa hal lain seperti sosial, politik, serta ekonomi.

Dalam ekonomi sendiri masalah yang hadir tidak hanya mencakup skala nasional namun juga berskala internasional. Dalam hal ini dapat terlihat dari terjadinya penutupan beberapa tempat usaha, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan meningkatnya pengangguran. Sedangkan dalam skala internasional dapat terlihat dari terjadinya penurunan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor).

Permasalah ekonomi ini mengiring Indonesia menuju jurang resesi. Lalu apakah itu resesi? Resesi adalah kondisi dimana Produk Domestik Bruto (PDB) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif dalam dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Lalu apakah Indonesia tengah menghadapi resesi? Dalam capaiannya, Indonesia telah mengalami penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut di mana pada kuartal II di tahun ini bernilai negatif, hal ini semakin menegaskan bahwa Indonesia semakin dekat dengan resesi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan PDB 2020 pada triwulan I atau Q1 sebesar 2,97%, pertumbuhan ini pun lebih rendah dari triwulan IV pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,97%. Dan pada triwulan II atau Q2 tahun 2020 pertumbuhanya menjadi -5,32%.

Terjadinya pertumbuhan negatif ini didorong oleh pertumbuhan dari berbagai sektor, layaknya lapangan usaha dan sektor pengeluaran yang bernilai negatif. Seperti di sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, kontruksi, perdaganagn dan reparasi dan lainnya. Hal serupa juga terjadi pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta perdagangan luar negeri yang mengalami penurunan.

Menurut Menkeu Sri Mulyani yang dikutip dari CNBC Indonesia, menegaskan bahwa Indonesia masih belum jatuh dalam jurang resesi dilihat dari data year on year, walaupun pada Q2 pertumbuhan ekonomi bernilai minus. Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia bisa terhindar dari resesi jika pada kuartal III pertumbuhan ekonomi bernilai positif.

Namun, mengingat akan kondisi Indonesia yang masih belum menemui titik terang dalam penanganan pandemi virus corona, agaknya Indonesia masih sulit untuk bangkit pada kuartal ini. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa pada kuartal ini, Indonesia akan tumbuh secara positif dengan segala kebijakan yang pemerintah keluarkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *