Puisi: Ruang Ambigu

Sumber Foto: Sarippundin.wordpress

Oleh: Sendyakala

Sekelumit kisah dibelokan tanpa jeda
Mengorek-orek polemik menimbulkan huru-hara
dari kata, “Makmur Rakyatku”
Nyatanya itu hanya cuitan tak berkesudahan! Muak Sekali!

Tuan, lihatlah,,,,
Profesi tanpa tanda jasa kau bayar rendah nan masih harus berbintang, namun ketika pagi kau panggil ia “Bu Guru-Pak Guru,”
Tak hanya itu Tuan diujung palung dan panas menyengat, peluh mereka kau hargai rendah sekarat, siapa lagi kalau bukan “Pak Tani”
Sebagaimana dikalangan industri tenaga habis, terkikis waktu ‘tak lumrah, dengan gampang kau sebut mereka “Buruh gemuruhh,” apa hanya karena singgah-sanamu di demo Tuan?

Mana yang katamu makmur Indonesiaku?
Mana buktinya jayaaa negeriku?
Mana yang katamu Sejahtera Rakyatku?

Ramai semerbak dimana-mana ejekan mematikan,
Yang kaya semakin berkuasaaaaaa
Yang miskin terus dijerat beban ketidakadilan!
Hahahahahahah…….

Mati saja kau bersama anganmu!
Itu hanya omong kosong!
Gayamu idealis namun nyatanya kritis hanya jadi aksesoris!
Katanya kau pendekar! Hai dengarlah, kau hanya pandai kelakar namun hasilnya nol besar!

Esok hari rakyatmu mengukir mimpi
Namun naasnya, mimpinya mati bersama penindasanmu,

Jiwamu telah pandemi bersama kikirnya doamu
Kau anggap masalah dunia ini sepele? Buduh!
Pergilah, besok kau bertemu masalah baru, bukan hanya ini nan itu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *