Prof. Zakiyuddin Menambah Formasi Guru Besar IAIN Salatiga

Pengukuhan guru besar IAIN Salatiga
Pengukuhan guru besar IAIN Salatiga
Pengukuhan guru besar IAIN Salatiga

Salatiga – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga memiliki guru besar baru dalam Bidang Studi Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Pada Rabu (6/12) Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag dikukuhkan oleh jajaran rektorat IAIN Salatiga. Bertempat di Auditorium Kampus 1 prosesi pengukuhan tersebut terlaksana.

Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A. sebagai wakil guru besar di IAIN membuka sidang terbuka senat institut. Kemudian dilanjut dengan pembacaan surat keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia oleh wakil rektor Bidang Akademik Dan Pengembangan Kelembagaan, Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag. Setelah pembacaan selesai  prosesi pengukuhan dilaksanakan dengan dibacakannya naskah pengukuhan oleh rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Samir guru besar diberikan kepada Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag.

Zakiyuddin secara singkat membacakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Telusur Jejak Genealogis Terorisme Dan Implikasinya Bagi Studi Islam Indonesia”. Ia menuturkan bahwa masalah terorisme seringkali dicampur adukkan dengan masalah agama. Teroris datang pada masa kolonisasi dan imperialisasi, jaman dimana belum ada televisi, surat kabar, apalagi internet.  Kolonialisme dan imperialisme Barat melahirkan ruang kekerasan dan pembunuhan jutaan kehidupan manusia demi meraih kejayaan. Persoalan terorisme menggambarkan suatu yang lebih kompleks dan membingungkan dibandingkan dengan kekerasan biasa. Sejak 1789 masalah ini sudah membuka tantangan bagi para teorisi sosial dan sejarahwan yang berupaya untuk membuat penjelasan yang berimbang.

Ada 3 tesis yang merangkai pembahasan Teror Revolusi Prancis dan Revolusi Rusia, yakni faktor lingkungan sebagai sebab dan mesin utama lahirnya terorisme, menyatakan ideologi sebagai prasyarat esensial sekaligus alasan dan mesin keniscayaan bagi terorisme, dan tesis yang terakhir memberikan tempat utama, jika bukan eksklusif pada cara berpikir dan dorongan-dorongan psikologis dari para aktor revolusi utama yang menganut Kredo ideologis tertentu.

“Sekarang tanggung jawab saya bertambah lagi, dengan mendapatkan gelar ini saya telah melangkah lebih jauh. Terimakasih kepada seluruh keluarga, kerabat, sahabat, guru dan ustad. Tanpa ada orang-orang yang membantu saya tidak akan bisa seperti ini,”  ujarnya.

Setelah membacakan orasi ilmiahnya, Zakiyuddin mengucapakan terimakasih kepada seluruh tamu undangan. Memperkenalkan satu persatu orang yang berjasa dalam perjalanan pendidikannya hingga saat ini, sehingga dapat meraih gelar profesor. Acara yang terakhir yakni pemberian ucapan selamat kepada Zakiyuddin dilanjut foto bersama. (Ida Fadilah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *