Mendobrak Kebuntuan: Menyuarakan Peran Kritis Anak Muda dan Perjuangan Kebebasan

Sumber Foto: Zidan/DinamikA

Klikdinamika.com– Festival Keadilan bertajuk ‘Mendobrak Kebuntuan’ digelar di Bento Kopi Godean, Sleman, Yogyakarta, dikuti oleh para mahasiswa dan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah, Minggu (10/12/2023).

Festival Keadilan sebagai acara kelahiran Komite Politik ini menghadirkan beberapa tokoh sebagai pembicara seperti Eko Prasetyo, Rocky Gerung, Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, Muh. Isnur, Bivitri Susanti, dan Dimas Arya Saputra.

Direktur Lokataru dan Kepala Sekolah LO Social Movement Institute, Haris Azhar, menyampaikan bahwa masa depan Indonesia ditentukan oleh yang berjiwa muda.

“Masa depan Indonesia bukan tergantung pada pemimpin, masa depan Indonesia bukan tergantung oleh partai politik, masa depan Indonesia tidak tergantung pada orang-orang yang punya hubungan dengan kekuasaan. Tetapi, masa depan Indonesia ditentukan oleh Anda yang berjiwa muda, oleh kita yang mau mengoreksi,” ujarnya.

“Hidup di tempat seperti Indonesia yang terancam punah karena praktek pertambangan dan oligarki tidak bisa dibiarkan dengan menutup mata dan telinga, kita hidup gak sekedar hanya menyusun CV untuk mencari kerja, hidup kita ditentukan dengan perdebatan dan kritik, kejahatan, kecurangan dan keculasan, ia hanya bisa diusir bukan lewat dinasti, bukan lewat oligarki, bukan lewat cari kerja, tetapi mereka harus dilawan dengan pertarungan-pertarungan mulai dari gagasan sampai otot,” sambungnya.

Fatia Maulidiyanti selaku aktivis HAM, mengatakan, peran anak muda saat ini hanya menjadi aksesoris politik yang diperdaya untuk memperkaya para kapitalis.

“Yang menjadi peran penting anak muda itu sendiri cuman menjadi aksesoris politik. Jadi, ternyata kita hari ini diperdaya dengan proyek-proyek megah yang rasanya akan memudahkan mobilisasi kita, tapi ternyata itu hanya memperkaya para kapitalis yang sekarang katanya paling patriotis, paling rasionalis, tapi ternyata mereka adalah koruptor, pelanggar HAM dan tidak pernah peduli hak masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, Rocky Gerung, dalam materinya mengungkapkan, kebebasan harus diperjuangkan dan perubahan politik terjadi karena adanya tukar tambah kekuasaan dan kekuatan.

“Kebebasan bukan hadiah dari negara, tetapi hak yang harus diperjuangkan setiap hari, dengan cara sendiri maupun bersama-sama, perubahan hanya mungkin terjadi dengan fasilitas tukar tambah kekuasaan dan kekuatan,” ujarnya.

Di akhir, Rocky juga mengusulkan agar pihak penyelenggara forum ini mengundang pengamat politik asing dan pengamat pemilu asing.

“Saya usulkan forum ini mengundang secara resmi pengamat politik asing dan pengamat pemilu asing supaya terlihat bahwa semua yang disembunyikan oleh kekuasaan dapat dibaca oleh kamera luar negeri, walaupun akan dibatalkan oleh KPU,” usulnya.
(Asa/Atho/Vania/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *