Klikdinamika.com, SALATIGA — Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, membantah sosialisasi Pemilihan Umum Raya (Pemira) kurang maksimal.
“Sebenarnya sosialisasi tersebut sudah dilakukan sejak 31 September sampai 4 November 2019 dengan menggunakan tiga media, yaitu media sosial, media cetak, dan terjun langsung ke kelas. Namun itu tidak semua, dengan alasan menggangu jam kuliah,” ungkap Wisnu Aryo. K., Ketua KPUM F. Syariah, saat ditemui klikdinamika.com di Taman Kampus II, Kamis (21/11/19).
Dia juga menambahkan untuk sosialisasi kandidat yang maju adalah tanggung jawab dari partai pengusung dan pihak KPUM hanya bertanggung jawab untuk pelaksaan Pemira saja. “Kami hanya bertanggung jawab mensosialisasikan tentang Pemira, seperti hari dan tanggal serta mekanisme pencoblosan. Sedangkan Visi dan Misi kadidat itu ranah partai bukan KPUM,” tuturnya.
Berbeda dengan yang diterima mahasiswa, salah satunya Ancah Wildan Hakim (19), mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Keluarga Islam (HKI) mengatakan bahwa sosialisasi kurang dan acara yang diadakan terkesan mendadak. “Mengenai sosialisasi KPUM sangatlah kurang, misalkan sudah ada informasi yang disediakan, mengapa sampai sekarang banyak mahasiswa yang bingung tentang PEMIRA. Selain itu media yang digunakan kurang sesuai,” katanya.
Sependapat dengan Ancah, Ayik Agil Husaini (19), Prodi HKI menuturkan untuk informasi mengenai kandidat dan visi misi nya, hanya didapatkan pesan siaran dan status whatsapp (WA) saja. “Taunya Pemira itu dari grup WA sama story WA saja yang lain enggak,” ungkapnya. (Amalia, Dwi/Red)