Konsep Duduk Panelis dan Kandidat Dema Dinilai Kurang Etis

Klikdinamika.com, SALATIGA – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sedang bersiap untuk menghadapi Pemilu Raya (PEMIRA) 2019. Berbagai persiapan yang dilakukan diantaranya Debat dan Uji Publik para Calon Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) yang dilaksanakan di setiap Fakultas. Namun, acara tersebut menuai kritikan dari para audiens yang hadir. Posisi duduk antara panelis dan paslon menjadi sorotan karena dirasa kurang etis.

Hal ini diungkapkan oleh Elfira Putri (19), mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) yang menilai posisi duduk antara panelis dan kandidat tidak etis. “Harusnya sejajar, kalau kayak gini seperti tidak menghargai panelis. Harusnya sama-sama dikasih kursi,” ujarnya, Kamis, (21/11/19). Hal serupa juga diungkapkan Nadia Intan (19), “Ini kan enggak sama posisinya sama audiens, jadi bingung batasan panelis dengan audiens,” ujarnya.

Ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan seusai acara, Ketua KPUM Institut, M. Ibnu Malik (20) menuturkan bahwa posisi kandidat lebih tinggi dari pada panelis bertujuan supaya audiens yang di belakang tidak berdiri karena pandangan terhalang audiens yang di depan. “Ketika mereka datang, saya ingin yang menyaksikan banyak dan mereka duduk, karena ketika nanti yang di depan itu duduk maka yang di belakang harus berdiri,” tuturnya.

Dia juga menambahkan untuk lokasi acara sendiri seharusnya berada di Auditorium Kampus I, karena ada kendala maka dipindah di Karpet merah Lt. II, Gd. Ahmad Dahlan, Kampus III. “Konsep awal itu di aula kampus satu yang dekat dengan kantor biar enggak ribet lah, ternyata malah dipakai. Kemudian coba terbang kampus III,” terang Ibnu. (Bella, Yuli/Red)

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *