Komunitas Uludwara dan Soramata Gelar Diskusi Seni Budaya, Budiyono: Seniman Memberikan Kritik itu Mengingatkan, Bukan Memperolok

Acara diskusi Komunitas Uludwara dan Soramata (Sumber Foto: Mada)

Klikdinamika.com – Komunitas Uludwara dan Soramata menggelar diskusi seni budaya dan Live Painting, di Sasana Suluh Kabudayan Sanggar Seni Sakuntala Salatiga, sebagai bentuk sarana kritik kebijakan politik lingkungan karena adanya wacana deforestasi hutan dari pemeritah, Sabtu (22/2/2025).

Diskusi itu membahas tentang peran karya seni sebagai sarana menyalurkan kritik dan keresahan masyarakat. Titi Permata selaku pemantik diskusi, sekaligus pendiri Komunitas Soramata, mengungkapkan kegiatan seperti itu dapat efektif dalam mengenalkan isu-isu sosial terkait lingkungan hidup yang ada di sekitar. Adanya diskusi ini membuat masyarakat melek dan sadar tentang pentingnya keterlibatan manusia dan alam dalam kehidupan.

“Yang kami lakukan itu efektif karena membuat mereka menoleh dan membuat mereka tau bahwa ada kerusakan alam yang akan terjadi,” ujarnya.

Secara spesifik, kritik yang ditujukan kepada pemimpin negara saat ini perihal wacana untuk deforestasi hutan. Wacana ini secara tidak langsung mereka memiliki niat untuk merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat di negaranya sendiri.

 “Yang kita kritik jelas pemimpin negara, karena dia ada di pucuk pimpinan yang mengeluarkan pernyataan untuk merusak lingkungan,” imbuh Titi.

 Budiyono, seorang seniman yang menyalurkan keresahan dan kritikan melalui karya seni lukisan, menganggap jika karya seni sebagai media mengkritik bukanlah suatu hal yang negatif, namun merupakan peringatan atas kejadian-kejadian yang ada.

 “Dalam hidup berbudaya, berbangsa dan bernegara ini, pemerintah maupun orang lain kadang menyimpang dari tatanan aturan yang berlaku. Sehingga seorang seniman memberikan kritik itu hanya untuk mengingatkan, bukan ngenyek atau olok-olok,” ujarnya.

Ridwan Maulana, selaku pemangku utama kelompok diskusi budaya dan filsafat Uludwara, mengungkapkan adanya diskusi itu ialah untuk menggugah semangat teman-teman anak muda yang saat ini belum sepenuhnya peduli dengan isu-isu yang ada di negara sendiri, contohnya seperti wacana deforestasi dari pemerintahan.

“Hari ini fungsi kami ialah memantik, memantik kesadaran itu. Semoga ini menjadi api menjadi bara diantara jerami. Saya ibaratkan jerami itu teman-teman anak muda ini supaya suatu saat bisa tergugah, berkobar semangatnya untuk bergerak secara nyata untuk mungkin menanggulangi atau sedikit bisa berbuat untuk alam kita yang sejatinya nanti akan bermuara pada keselamatan hidup kita,” imbuhnya.

Ayub Afidin, peserta dalam diskusi tersebut, menyampaikan harapannya seiring diadakannya diskusi seperti itu. Ia merasa dengan adanya diskusi-diskusi seperti itu dapat menjadikan kita sebagai anak muda mulai berfikir dan sadar akan adanya isu-isu di sekitar kita.

“Harapan saya, forum-forum seperti ini perlu dilestarikan, sering-seringlah. Ya itu untuk memupuk kesadaran kita,” jelasnya. (Muntia/Vena/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *