Para pemateri dalam acara bedah buku (Sumber Foto: Fadlan)
Klikdinamika.com – Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom), bersama perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), adakan bedah buku “Cerita Tentang Pembebasan” di lobi perpustakaan UKSW, Sabtu (22/02/2025).
Lebih dari 50 peserta hadir dalam acara itu. Selain mahasiswa UKSW, acara itu juga dihadiri oleh berbagai kalangan mahasiswa/pelajar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Salatiga, SMPN 9 Salatiga, Komunitas Belajar Qoryah Toyyibah (KBQT), dan Komunitas Semut Geni.
Ibe Karyanto, selaku penulis buku “Cerita Tentang Pembebasan”, mengatakan bahwa buku tersebut hadir karena merasa pengalaman yang ia alami selama 30 tahun di Sanggar Anak Akar layak menjadi pengetahuan orang banyak.
“Alasan saya menulis sederhana sebenarnya. Berbagi cerita, pengalaman, dan pengetahuan yang lebih dari 30 tahun mendampingi anak-anak di Sanggar Anak Akar,” ujarnya.
Buku “Cerita Tentang Pembebasan” merangkum 30 tahun perjalanan Sanggar Anak Akar dalam membangun ruang belajar alternatif berbasis seni dan kebudayaan. Buku itu juga membahas tentang bagaimana pendidikan menjadi suatu wahana untuk membebaskan anak-anak pinggiran. Bahwa anak-anak lahir dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang terpinggirkan dapat menjadi yang terbaik jikalau dia diberi ruang kesempatan dan diperlakukan sebagai manusia pada umumnya.
“Itu premisnya, jika memperlakukan setiap anak orang itu sama. Maka dia pun akan bisa menjadi yang terbaik atau bisa berubah,” lanjut Ibe Karyanto.
Purwanti, selaku pemandu acara diskusi bedah buku mengharapkan setelah diadakannya acara ini, peserta dapat membaca bukunya, mengetahui pengalaman yang ada di buku tersebut, dan dapat mengimplementasikan.
“Harapan saya banyak, satu, yang jelas teman-teman kemudian akan baca bukunya. Kedua, semua orang yang ada setidaknya mendengar kisah bagaimana belajar itu bisa dilakukan oleh semua orang. Ketiga, setelah mengetahui ada pengalaman seperti itu, harapannya semua juga bisa terlibat, sehingga kita menciptakan tempat di manapun kita berada ini sebagai ruang belajar bagi siapapun,” tutur Kepala Program Studi Sastra Inggris FBS UKSW tersebut.
Di akhir, Reo Bima, salah satu peserta bedah buku mengatakan bahwa dari buku Sanggar Anak Akar itu ia mendapat wawasan baru tentang pendidikan.
“Dari buku Sanggar Anak Akar itu aku dapet wawasan baru tentang apa itu pendidikan. Jadi pendidikan itu seharusnya memerdekakan anak, yaitu setiap anak bisa dan mampu memilih keputusan sendiri,” pungkasnya. (Kamal/Sidqon/Bintang/Red).