Sumber Gambar: Republika.co.id
Oleh: Lestari
Berlari seorang wanita di tepi lorong
Mendekap segepok buku usang
Berdegup kala melihat topeng jalang
Dibalik malam penuh bayang-bayang
Masih berlari nan penuh ketakutan
Hening malam semakin mencekam
Nafas tak beraturan
Pikiran tersekang ketakutan
Suara itu semakin mendekat dan pekat
Penglihatan sudah gelap
Hingga tak lama
Dubrak!
Kutersadar terdapat laki-laki bengal
Meraih kehormatan tanpa perikemanusiaan
Dia berdiri membawa belati
Disisa tenaga kumenjaga diri
Hingga jalang itu mendekati
Lantas berkata, “Sudah saatnya kau mati!”
pada bait pertama dan terakhr, saya sulit membedakan apakah ini puisi atau syair