Para pedagang makanan di sekitar Kalipancur Sumber Foto: Efril/DinamikA
Klikdinamika.com– Wisata Air Terjun Kalipancur, yang berada di Dusun Gejayan, Nogosaren, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang, sampai saat ini masih sepi pengunjung pasca pandemi Covid-19, Jumat, (18/7/2025).
Tiga tahun telah berlalu semenjak Covid-19 melanda, wisata yang dulunya bisa menjadi penghidupan desa kini terancam sepi pengunjung, para pedagang kecil satu persatu gulung tikar. Parti, penjual yang bertahan di wisata Kalipancur masih berjualan untuk mengisi waktu luangnya daripada hanya menganggur di rumah. “Daripada di rumah menganggur, lebih baik berjualan saja,” ucapnya
Sementara itu, Parmi, salah satu warga Desa Gejayan yang dulunya berjualan di tempat wisata Kalipancur, terpaksa berhenti berjualan. Ia menjelaskan bahwa sebelum Covid, ia masih berjualan di salah satu gubuk yang ada di Kalipancur, tetapi setelah pandemi melanda, tempat wisata ditutup, ia terpaksa menutup tempat jualannya.
“Dulu kan jualan disitu, karna covid itu kan, jadikan macet gitu, jadinya ga ada yang ngurus. Itukan gubuknya sampai reyot itu,” katanya.
Sebelum pandemi berlangsung, di beberapa gubuk yang ada di wisata Kalipancur ini terdapat beberapa penjual. “Ada Sumar, Margi, Mbah Witri, Mbah Bayan Almarhum, dulu banyak. Dulu kan pengunjung masih banyak, tapi setelah covid itu langsung sepi,” lanjutnya.
Parmi juga menjelaskan bahwa pihak desa tidak memberi bantuan. “Selama covid itu, tidak ada bantuan dari pemerintah desa,” imbuhnya.
Menurut Parmi, jika pihak desa dan pemuda atau remaja karang taruna mau menggerakkan promosi, mungkin wisata ini masih akan tetap berjalan seperti sebelum pandemi.
”Kalau bisa pihak desa itu menggerakkan, misal disini dibersihkan, dibangun, yang bawah sana dirawat, sebelah kanan seberangnya itu dibersihkan. Kalo dulu tiap minggu gitu digerakkan, sekarangkan sama sekali engga. Jadikan sekarang rumputnya disana tinggi-tinggi. Kalo pemuda atau karang taruna itu tergantung kadus dan lurah, kalau ngga ada yang menggerakkan mereka ya kayak sekarang ini,” jelasnya.
Parmi mengungkapkan harapannya untuk generasi muda yang akan menjadi penerus di kemudian hari. Ia percaya bahwa kemajuan desa sangat penting, salah satunya dengan membangun akses jalan yang lebih mudah. Menurutnya, terdapat jalur di seberang yang dapat langsung dilalui dengan motor, sehingga jika dibangun, akses menuju lokasi akan menjadi lebih dekat dibandingkan melalui jalan yang lebih jauh.
”Kan di sana ada jalan itu (Red: sebrangnya), naik, langsung, pake motor bisa itu, jadi kalo dibangun akan lebih deket daripada jalan jauh,” imbuh Parmi.
Selain itu, Parmi juga berharap pemerintah desa dapat lebih peduli terhadap pembangunan agar desa semakin maju. Ia meyakini bahwa jika sektor wisata berkembang dan ramai pengunjung, hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, termasuk dirinya. “Kalau wisatanya rame, saya juga senang, ekonomi bisa terbantu,” tambahnya. (Efril/Red).