Klikdinamika.com, SALATIGA – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga tengah mempersiapkan transformasi dari IAIN menuju Universitas Islam Negeri (UIN). Beberapa persiapan sudah dilakukan, termasuk juga meminta dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah dan DPRD Kota Salatiga yang terselenggara dalam Focus Grup Discussion (FDG). FGD yang digelar di Auditorium Lantai 3 Gedung KH Hasyim Asy’ari pada (23/12), itu berkaitan dengan pengembangan kelembagaan dan transformasi peralihan status IAIN Salatiga setingkat lebih tinggi.
Selain kedatangan Bambang Kusriyanto selaku Ketua DPRD Prov. Jateng, Dance Ishak Palit juga turut hadir untuk menyampaikan beberapa informasi yang dapat digunakan oleh pihak kampus dalam proses peralihan status. Direncanakan pula kehadiran dari Wali Kota Salatiga, Yulianto, akan tetapi orang nomor satu di Salatiga itu tidak dapat mengikuti FGD karena ada kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk melanjutkan acara.
Rektor IAIN Salatiga, Profesor Zakiyuddin dengan tegas meyakinkan audiens bahwa IAIN akan segera beralih status dua sampai tiga tahun ke depan.
Disampaikan juga “IAIN Salatiga itu dulunya adalah Fakultas Tarbyah IAIN Walisongo Semarang, kemudian ditahun 1997 resmi berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga dan di tahun 2014 beralih status menjadi IAIN,” katanya saat menyampaikan sambutan. Ia juga menambahkan “dua sampai tiga tahun ke depan, kami siap beralih status menjadi UIN Salatiga dan tentunya bukan UINsyaallah,” tuturnya sambil tersenyum dan disambut dengan tepuk tangan audiens.
Dalam peralihan status ini memungkinkan IAIN Salatiga mahasiswanya bertambah, otomatis ada beberapa dampak yang ditimbulkan, terutama ekonomi. Setiap hari Minggu, di Jalan Lingkar Selatan Kota Salatiga terdapat pasar pagi dan itu bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa atau masyarakat umum untuk menambah penghasilan sehingga perekonomiannya meningkat, begitu juga yang usaha kos atau rumah yang dikontrakkan.
“Saat ini IAIN Salatiga memiliki 219 dosen tetap, 245 dosen tidak tetap, 190 karyawan/ti dan 15.007 mahasiswa yang terbagi di tiga kampus. Secara otomatis, IAIN Salatiga sudah berpartisipasi dalam membentuk Kota Salatiga menjadi kota yang toleran, dibuktikan dengan rasa damai antara perguruan tinggi yang berbeda agama dan saling bersandingan,” tutur Saerozi, selaku moderator FGD.
Walaupun Salatiga tergolong kota yang tidak terlalu banyak masyarakatnya, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan untuk berprestasi di kancah nasional bahkan internasional. Kalau kata Dance, Ketua DPRD Kota Salatiga, “Salatiga itu seperti telur ceplok (telur mata sapi), Kuningannya itu ibarat Salatiga dan telur putihnya Kabupaten Semarang, maka dari itu, untuk merubah status menjadi UIN, kita perlu transformasi mental kelembagaan terlebih dahulu supaya peralihan status ini bisa maksimal.”
Bambang Kusriyanto juga menuturkan “yang pasti penuhi dulu persyaratan yang digunakan untuk menjadi UIN. Masalah politik kami mendukung secara penuh baik dari DPRD Prov. Jateng ataupun DPRD Kota Salatiga. Kalaupun itu nanti melibatkan kami untuk menuju ke pusat, kami siap membantu,”. Tak lupa Guru Besar pertama IAIN Salatiga, Profesor Zuhri, ikut mendoakan tranformasi ini. “Semoga Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi keinginan kita dalam proses peralihan status dari IAIN menuju UIN,” katanya saat diberi waktu oleh moderator untuk menanggapi acara FGD yang digelar di Kampus 3 itu. (Arista Rizki/red)