Salatiga, Peringatan Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November 2018 lalu menjadi titik dimana pengujian Bhineka Tunggal Eka terjadi. Lembaga Percik Salatiga bersama Setara Institute, Kalangan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Pemerintah Kota Salatiga, Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD), Polres, TNI, Forum Komuniaksi Umat Beragama (FKUB), Pelajar SMU/sederajat, Mahasisawa, Ormas Lintas Agama, dan masyarakat umum Kota Salatiga memperingati hari tersebut pada Jumat (30/11) malam.
Mengangkat tema “Dari Salatiga untuk Perdamaian Salatiga”, Singgih Nugroho selaku ketua panitia mengatakan, meski kegiatan ini perdana, namun harapan besar terhadap toleransi di Salatiga akan semakin meningkat. Bagaimanapun, lanjutnya, Salatiga akan membawa pedamaian bagi Indonesia. “Sebagaimana telah di tetapkan Setara Institute pada 2015 dan 2017 bahwa Salatiga masuk dalam kota paling toleran di Indonesia bersama kota lain, kami disini hadir sebagai upaya merawat toleransi. Sebagai penerima penghargaan ini, tentunya tantangan bagi elemen pemerintah dan masyarakat harus direalisasikan dan dihadapi dengan baik,” ujarnya.
Kapolres Salatiga, AKBP Yimmy Kurniawan juga berharap hadirnya event ini akan menambah persatuan yang semakin erat meskipun ada berbagai macam suku ras dan budaya. “Di Salatiga, kami bersama-sama menjunjung tinggi nilai persatuan dan menegakkan perdamaian. Tidak mudah mendapat penghargaan sebagai kota toleransi karena tantangan yang ada luar biasa. Mari, kita bersama-sama memepertahankan dan meningkatkan sikap toleran,” tandasnya.
Peringatan tersebut juga dimeriahkan oleh sejumlah pentas budaya dari Rebana JQH Al- Furqon IAIN Salatiga, Forum Paguyuban Bangsa Indonesia, Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, dan Theater Getar IAIN Salatiga. Pemberian penghargaan terhadap pemenang lomba film pendek dan poster bertemakan toleransi juga dilakukan. (Idf)
Mantap!!!