Festival Pasar Karya Raya di Gedung Korpri, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga (Sumber Foto: Anas/DinamikA).
Klikdinamika.com– Sekolah Lebah Putih dan Arunika menyelenggarakan Festival Pasar Karya Raya bertempat di Gedung Korpri, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Senin (28/10/24).
Pasar Karya Raya melibatkan sejumlah siswa, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menegah Pertama (SMP). Mereka mempertunjukkan sekaligus menjual karya masing-masing.
Bayu, selaku kepala sekolah SD Lebah Putih, menjelaskan tujuan diadakannya Festival Pasar Karya Raya untuk memainkan imajinasi anak-anak dalam mengambil keputusan dan berpikir kritis, sehingga mereka memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam bidangnya.
”Tujuannya itu untuk memainkan imajinasi anak-anak. Supaya anak-anak itu bisa berani dalam mengambil keputusan, berani dalam mengatakan bahwa ini konsep yang aku punya, dan juga berani bertanya, mengkritisi setiap konsep-konsep yang mereka sudah lalui. Sehingga ke depannya, anak-anak ini mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan daya juang di bidangnya masing-masing”, jelasnya.
Bayu juga mengungkap festival ini sudah diadakan sebanyak lima kali dengan konsep yang berbeda.
”Ini sudah ke lima kali. Tapi beda-beda, nggak selalu sama. Mungkin yang masih datang ini adalah pasar, tapi yang kemarin pameran,” ungkap Bayu.
Tema yang dibawa pada tingkat SD dan TK berupa imajinasi, sedangkan tingkat SMP membawa tema nyata aksi yang sudah memberi dampak untuk sekitar.
”Tema besarnya kayak imajinasi nyata aksi. Jadi memang di SD dan TK itu masih bermain imajinasi. Tapi kalau di SMP itu nyata aksi. Sudah mulai berdampak untuk sekitarnya,” tutur Bayu.
Sekolah memiliki peran sebagai support system yang mendukung dalam kebutuhan pra-PTS, kemudian mengenalkan berbagai macam jual-beli. Anak-anaklah yang menentukan tema mereka.
”Kita jadi support system. Kita juga mendukung dari segi apa yang diperlukan untuk pra-PTS. Jadi, kita itu ada pra-nya, Mas, orang-orang yang ahli mengenalkan berbagai macam jual-beli dan juga mengajak ke berbagai macam pasar. Nah, pra itu, ya, memang semua dari kami dan kakak-kakak yang ngonsepin itu semua. Nanti setelah itu, mereka akan menentukan beberapa tema,” tambahnya.
Bayu berharap, dengan dilaksanakannya acara ini, anak-anak dapat mengembangkan produk, ide, dan bebas berimajinasi.
”Harapannya ini bisa jadi awal, jadi anak-anak bisa mengembangkan usahanya, mulai mengembangkan produk dan mengembangkan ide. Sehingga anak-anak itu ke depannya bisa bebas untuk berimajinasi,” pungkas Bayu.
Makayo, siswa kelas 6 SD Lebah Putih yang menjadi salah satu poduser acara ini, menjelaskan pembagian per kelas dalam acara ini.
“Nah, kelas 1 akan mendekorasi acara. Jadi, setiap dekorasi di Pasar Karya Raya adalah dekorasi buatan kelas 1. Kelas 2 akan melakukan kebijakan bebas plastik. Nah, para pengunjung akan di kelas 2 akan menjual tote bag. Jadi, pengunjung bisa membeli tas ramah lingkungan dan prasar mereka akan menjadi contoh ramah lingkungan. Nah, kelas 3, 4, 5 akan berjualan makanan dan minuman. Nah, kami, kelas 6, menjadi Event Organizer, yang akan memantau acara setelahnya membuat konten marketing dan melihat progres kelas lain. Dari SMP, kelas 7 akan membuat jam dari sampah plastik. Setelahnya, kelas 8 akan menjalankan pasukan SB alias Stop Bullying,” jelas Makayo.
Adin, salah satu wali murid kelas 4, menuturkan dengan adanya acara tersebut, mental anak-anak terlatih dan bakatnya terasah melalui project yang dilakukan tiap event.
”Ya, terlihat mentalnya terlatih. Itu sangat membantu anak saya melatih mental. Yang kedua, bakatnya terasah lagi. Jadi ini semakin tajam setiap projectnya kemarin lukisan, ini lukisan lagi, jadi semakin kelihatan dia suka lukisan,” terang Andin. (Joysi/Zula/red)