LP2M Gelar Pembekalan KKN, Mahasiswa Keluhkan Ketidakjelasan

Pembekalan Progam Pengabdian Masyarakat (PPM) di Auditorium Prof. Dr. H. Achmadi (Sumber Foto: Farid/DinamikA).

Klikdinamika.com— Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga selenggarakan pembekalan bagi mahasiswa yang akan laksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM)/Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Auditorium Prof. Dr. H. Achmadi Salatiga, Rabu (9/7/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh kebanyakan mahasiswa semester enam masuk ke tujuh itu dilaksanakan secara online dan offline. Karena melihat banyaknya mahasiswa yang betepatan dengan kegiatan magang di luar wilayah Kota Salatiga.

Sebelumnya, kebingungan mengenai wilayah penempatan setiap kelompok KKN banyak dibicarakan di grup-grup WhatsApp angkatan, terutama saat pengubahan beberapa tempat KKN oleh LP2M melalui pengumuman resmi di Siakad. Serta ketidaksesuaian tempat magang dan KKN yang terlampau jauh untuk dapat dilaksanakan secara bersama-sama.

Fahrul, mahasiswa progam studi Hukum Keluarga Islam, menyampaikan rasa khawatirnya saat mendapati beberapa ketidakjelasan yang disampaikan oleh pihak LP2M.


“Simpang siurnya kemarin ya itu, soal ketidaksingkronan lokasi magang dengan KKN. Ada yang kemarin saat mendaftar KKN itu lokasinya milih Magelang, sedangkan lokasi magangnya di Temanggung. Lalu ada rilis resmi dari LP2M kemarin itu lokasi KKN-nya di pindah ke Boyolali, dan ketika perihal itu ditanyakan langsung ke pemateri itu muter-muter jawabannya,” tuturnya

Perihal KKN ini, ia mengungkapkan bahwa ketidakjelasan juga terjadi pada bentuk laporan akhir yang dijadikan pilihan.

“Pemateri juga menyampaikan perihal tugas yang harus diselesaikan dalam laporan yaitu laporan KKN, (Red: yakni antara) jurnal atau video. Katanya bisa memilih antara jurnal atau video, padahal di pedoman KKN itu video dan jurnal ini bukan pilihan, tapi wajib,” ungkapnya.

Di sisi lain, Diqa, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Sejarah Peradaban Islam (SPI) menyarankan agar birokrasi kampus menciptakan sebuah wadah untuk mengantisipasi kebingungan yang terjadi di kalangan mahasiswa yang akan menjalankan program KKN ini.

“Baik universitas, fakultas, maupun LP2M bisa membuat suatu forum atau koordinasi agar nanti tidak ada miskomunikasi. Setelah adanya itu bisa nanti mengadakan sosialisasi seluruh mahasiswa sebelum kita ada pembekalan, yang mana sosialisasi itu merupakan hal penting bagi mahasiswa jika nanti ada kebingungan. Saya melihat teman-teman juga bingung mau ngapain tanpa arahan,” ucapnya.

Kembali ke Fakhrul, ia menyampaikan harapannya agar ke depannya permasalahan serupa tidak terulang kembali.

“Saya rasa LP2M dan orang-orang yang yang terlibat mengurusi per-KKN-an ini seenggaknya di tahun depan sudah tidak terjadi masalah seperti ini. Karena cukup membosankan, seperti tidak habis-habisnya mencari solusi yang tepat,” pungkasnya. (Vena/Nina/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *