Free Palestine Network: Siapa Saja yang Peduli Dengan Palestina, Boleh Datang

Diskusi dan Nobar Film dokumenter di Cafe Tanasurga Sidomukti Salatiga (Sumber Foto: Fadlan/DinamikA).


Klikdinamika.comFree Palestine Network (FPN) Simpul salatiga mengadakan diskusi dan nobar film documenter di cafe Tanasurga Sidomukti Salatiga. Acara ini perdana diadakan dan dihadiri sampai akhir acara oleh 15 orang yang tertarik membahas perihal polemik genosida Zionis di Palestina, Selasa (9/7/2024).

FPN merupakan sebuah gerakan nasional yang salah satu misinya ingin membangun kesadaran masyarakat Indonesia tentang situasi di palestina, dalam hal ini, yang berhubungan dengan pembantaian manusia oleh Zionis Israel di Palestina.

Acara ini dibuka dengan menonton film Dokumenter tentang palestina yang dipublikasikan oleh Kanal yang berbasis di Qatar, namanya, Aljazeera, dengan judul documenter di YouTube, “Transfer: Investigating Israel’s displacement of the palestinans | People & Power Documentary”.

“Kita mendiskusikan tentang sebuah Film yang menceritakan tentang sebuah metode pembersihan masyarakat di palestina atau disebut dengan etnic cleansing, yang terjadi sejak tahun 1948 atau bahkan sebelumnya, sampai sekarang,” ucap Setyo Budi, sebagai simpul FPN Salatiga kepada reporter Klikdinamika.com .

Setelah sesi nonton berakhir, sesi diskusi mengenai film dan seputar palestina pun mulai dibuka. Dipandu oleh Setyo Budi sebagai moderator, dan Effendi sebagai pemantik.

Dalam diskusi tersebut, sempat disinggung oleh Effendi bahwasanya awal mula penjajahan palestina ini ada pada awal abad 20 an. Dan inggris memenuhi permintaan Zionis pada masa itu untuk mengusir warga lokal keluar dari rumah dan tanah mereka.

Dan dalam laman Wikipedia.org, didapatkan informasi bahwa Pada 2 November 1917, Deklarasi Arthur James Balfour−negarawan konservatif dari inggris raya−terjadi dengan ditandatanganinya perjanjian penyerahan Palestina kepada Zionis, padahal saat itu Palestina belum menjadi negara jajahan inggris.

Setelah pemaparan pemantik, sesi tanya dan tanggapan mulai dibuka, salah satu peserta diskusi yang bernama John, memberikan pandangannya bahwasanya dia malahan kurang setuju dengan Tagar #FreePalestine, sebab korban bisa saja bukan hanya orang Palestina saja−yang stigmaisasinya adalah orang Islam−akan tetapi lebih dari itu, bisa juga orang Yahudi yang tinggal di sana menjadi korban. Ini adalah persoalan kemanusiaan serius (Human Right).

Dan dengan membangun kesadaran demikian, diharapkannya, semua bisa ambil bagian dalam membela atas nama kemanusiaan tanpa harus memandang apakah korbannya adalah palestinan muslim atau bukan, tapi atas nama kemanusiaan.

Sementara itu, Lily dan Amelia, dua orang mahasiswi asal Australia yang datang ke diskusi ini juga ikut menanggapi perihal pentingnya acara-acara seperti ini diadakan.

“Dengan diadakannya acara seperti ini, masyarakat bisa berkumpul untuk berbagi ide dan juga berbagi pemahaman dan pengetahuan. Terutama jika dilihat dari sudut pandang luar seperti perspektif Australia, saya merasa tertarik untuk mempelajari perspektif dari Indonesia, dan bagaimana hal ini mempengaruhi masyarakat Indonesia serta orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda,” terang Amelia dalam bahasa inggris yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh reporter Klikdinamika.com.

Selain itu, Effendi menjelaskan mengenai keberlangsungan dan keberlanjutan acara Diskusi oleh FPN kededepannya.

“Akan ada 4 kali pertemuan di bulan Juli, setiap hari selasa di Cafe Tanasurga. Ada macam Forum diskusi, bedah buku, sama mungkin akan ada pembahasan mengenai Gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS). Kita gapunya bukunya tapi akan membahas itu. Kan di Indonesia ada BDS Nasional Komite, itu mereka sudah punya cukup materi untuk bisa kita presentasikan,” Jelasnya.

Budi juga menambahkan terkait jam diadakan dan siapa yang boleh datang ke acara peduli konflik palestina rutinan selasa ini.

“Orang yang tertarik akan masalah Palestina Israel, bisa datang kesini di Cafe Tanasurga setiap hari selasa jam 18.30 Sore, dan gratis,” terangnya. (Fadlan/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *