Cegah Proxy War, Generasi Muda Kukuhkan Nasionalisme

Seminar MENWA
Seminar MENWA
Seminar MENWA

 

          Salatiga, Rabu (18/5) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa atau biasa disebut Menwa yang bergerak pada bidang paramiliter atau semi militer di dalam lingkungan kampus ini mengadakan seminar nasional yang bertema “Nasionalisme Sebagai Benteng dalam Menghadapi Proxy War di Indonesia”. Antusiasme pemuda terlihat dari kehadiran peserta yang rata-rata mahasiswa IAIN Salatiga ini diperkirakan mencapai 200 orang. Diadakannya seminar ini diduga untuk meningkatkan rasa nasionalisme bangsa yang mulai luntur terutama generasi muda.

Ayu Wiji Lestari sebagai ketua panitia menuturkan bahwa diadakannya acara ini adalah salah satu upaya pencegahan adanya proxy war yang merebak di Indonesia khususnya untuk para generasi muda. Ia menambahkan bahwa di Indonesia telah banyak terjadi penjajahan moral yang menggerus nasionalisme.

Proxy war adalah perang yang secara tidak langsung atau perang dari pihak ketiga dan seringnya datang dari negara asing. Generasi muda sebagai penerus bangsa terutama mahasiswa harus memahami ini untuk menanggulangi nilai-nilai nasionalisme yang mulai luntur.” tutur Ayu.

Acara ini menghadirkan beberapa pemateri salah satunya adalah Indrayanto. Ia menuturkan bahwa proxy war itu sendiri sudah terjadi sejak lama dan penghancuran bangsa secara perlahan tapi tidak merasa bahwa itu sebuah perang.

“Banyak terjadi kerusuhan di Indonesia disebabkan sistem negara asing yang telah ditanam di pikiran orang-orang Indonesia. Bangsa Indonesia tidak sadar bahwa ini adalah sebuah sistem yang diciptakan negara asing untuk menghancurkan bangsa Indonesia.” tambah Indrayanto yang tidak lain adalah dosen pascasarjana Universitas Diponegoro.

Indrayanto menyebutkan beberapa hal yang merupakan sistem yang dibuat barat untuk melemahkan bangsa Indonesia meliputi food, fashion, film, fun, fracas. Menurutnya orang Indonesia lebih cenderung menyukai hal yang bersifat mewah dan tidak berfikir bahwa hal tersebut akan memiliki dampak buruk bagi Indonesia ditangan negara asing. Ia menambahkan maraknya pelecehan seksual di Indonesia adalah dampak dari proxy war. Ia menerangkan pengaruh android yang sudah menjadi candu yang membuat orang Indonesia lebih mudah mengakses segala hal yang bisa menimbulkan perbuatan asusila semacam pelecehan seksual dan lain sebagainya.

“Jadi, jangan salahkan jika ada banyak kasus tentang pelecehan seksual di Indonesia karena wanita-wanita Indonesia suka memakai pakaian yang kurang bahan meniru budaya asing. Jadilah bangsa yang cerdas untuk memilih mana yang baik untuk diri sendiri dan masa depan Indonesia.” tuturnya.

(Tika/Crew_)

1 Komentar

  1. Spidol Balas

    Mantab tulisanya, seolah saya lagi ikut seminar,.
    Terus menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *