Sakralnya Upacara Kemerdekaan Berbahasa Jawa

Klikdinamika.com, KAB. SEMARANG – Acara Sedekah Budaya Lembah Rawa (SBLR) 2 dilaksanakan pada tanggal 17-18 Agustus 2019 di Desa Wisata Sepakung, Kecamatan Banyubiru. Ini kali kedua acara SBLR dilaksanakan, acara sebelumnya bertempatkan di Bawen. Acara ini akan dilaksanakan di 4 daerah Kecamatan, yakni Kecamatan Bawen, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, dan Kecamatan Tuntang. Setiap tahunnya acara tersebut dilaksanakan secara bergilir di 4 Kecamatan tersebut.

Dipelopori oleh Komunitas Rawa Pening, acara pada tahun ini mengusung tema “Ngepen Ening Tirta Wening” yang berarti Air yang Suci Itu Menenangkan Jiwa. Maka dari itu, panitia juga melangsungkan salah satu rangkaian acara yaitu Ritual Patirtan Sendhang Ariwulan yang berkaitan dengan air suci.

Komunitas Rawa Pening didukung oleh POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Sepakung, Karang Taruna, dan warga Desa Sepakung. Acara ini tidak memungut biaya sepeserpun dari masyarakat ataupun pengisi acara. Bantuan dari beberapa sponsor menjadi salah satu bentuk dukungan.

Pengisi acara datang dari beberapa daerah seperti Magelang, Banyubiru, Yogyakarta, dan sebagainya. Beberapa komunitas pengisi acara membantu dengan menyedekahkan seni budaya atau karya masing-masing secara sukarela. Antusiasme masyarakat sekitar juga terlihat saat bergotong-royong mendekor dan menata panggung pementasan.

Hari pertama acara Sedekah Budaya Lembah Rawa dibuka dengan upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia. Bedanya, upacara kali ini menggunakan bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa Jawa identik dari Komunitas Rawa Pening yang ingin mengenalkan pada anak-anak bahwa bahasa Jawa merupakan budaya yang adiluhung. Upacara ini dipersiapkan selama 2 hari, karena melibatkan masyarakat sebagai peserta dan paduan suara. Pembina upacara ialah Harno selaku Ketua POKDARWIS Desa Sepakung. Musik gamelan mengiringi jalannya upacara. Semua petugas upacara berpakaian tradisional menggunakan kain lurik dan berkebaya bagi perempuan.

“Dari masyarakat Sepakung semoga semakin maju, budaya juga semakin maju, dan jangan malu-malu berbahasa Jawa juga jangan malu menggunakan pakaian tradisional. Untuk kedepannya, saya harap semoga komunitas seni budaya di Kabupaten Semarang bisa bersatu apapun bentuk seninya. Karena panggung Komunitas Rawa Pening tercipta untuk para seniman. Satu panggung untuk bersama,” ujar Heru Sulistyo, Ketua Panitia.

Para pengisi acara menampilkan karya seni dan budaya masing-masing. Di antaranya ada penampilan Rodhat dari Sepakung, Jaran Kepang dari Tegaron dan Banyubiru, Teatrikal dan pantomim dari Teater Seribu Wajah Ambarawa, pembacaan geguritan dari Sekolah Budaya Nitramaya Magelang, tari Kreasi dari Perempuan Berkebaya Jogjakarta, dan lain sebagainya. Masyarakat begitu antusias untuk menyaksikan pagelaran ini. “Saya senang, kalau kemarin acara 17an kan cuma lomba-lomba, dangdut, atau acara se-kecamatan/se-kelurahan. Tapi sekarang dari mana-mana penampilnya,” kata Rohmi, warga Desa Sepakung.

Salah satu pengisi acara, yakni Teater Seribu Wajah Ambarawa menampilkan 2 pertunjukan. Di hari pertama, mereka menampilkan teatrikal berjudul “dolanan” yang menceritakan tentang bagaimana permainan anak-anak zaman dulu dan sekarang. Pentas ini bukan pementasan yang idealis, lebih sebagai hiburan. Karena sadar akan menghadapi penonton yakni masyarakat, bukan orang-orang yang paham betul akan teater. Pesan yang diusung yakni kerukunan dan contoh yang baik yang seharusnya diajarkan oleh orangtua kepada anak-anaknya.

Di hari kedua, komunitas teater ini menampilkan pertunjukan pantomim yang berjudul “Menunggu”. Terinspirasi oleh sebuah kutipan dari Tere Liye “Hidup ini memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu” Pantomim ini diperankan oleh 4 orang anggota teater. “Acara ini gayeng, bergembira, dan menjadi ruang untuk bisa bertemu sekaligus berbagi yang menyenangkan. Walaupun cuaca panas, tetapi masih terasa sejuk. Semoga acara ini dapat terus berlanjut,” ucap Irsan, Ketua Teater Seribu Wajah. (Elvira/Anik/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *