Psikologi, Ilmu Jiwa Tanpa Jiwa

Doc. Nur Jannah

Psikologi Profetik menjadi topik kuliah tamu di Gedung Hasyim Asy’ari kampus III Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Islam dan Fakultas Dakwah ini menghadirkan Drs. K.H. Hamdani Bakran Adz Dzakiey dari Yogyakarta sebagai pembicara. Kedatangannya disambut meriah oleh Tim Majelis Do’a Mawar Allah (MDMA) pada, Senin (19/2).

“Biasa dipanggil Abi Hamdani, karena beliau ingin siapa pun yang datang agar menjadi anak ruhnya beliau,” sambut Ahmad Sultoni selaku moderator. “Psikolog adalah ilmu jiwa tanpa jiwa,” paparnya.

Abi Hamdani membahas materi layaknya kuliah umum. Dalam forum yang berisi kurang lebih 200 peserta yang didominasi oleh prodi Psikologi Islam ini, berjalan dengan khikmat. Dengan menunjukkan teori-teori barat dan teori-teori dalam Islam perihal psikologi, Abi Hamdani mengajak audiens untuk mencintai dan mengembalikan kiblatnya kepada Islam yang hakiki.

Banyak fenomena sakitnya jiwa seseorang, akhir-akhir ini menjadikan kekhawatiran terhadap generasi masa depan. “Diketahui generasi yang lahir tahun ’75 keatas, daya juangnya rendah bahkan tidak memiliki kecerdasan juang,” tuturnya.

Fenomena atheisme sempat disindir oleh seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bertanya terkait kejiwaan. Disambung dengan jawaban bahwa terdapat suatu sebab atas terjadinya sesuatu yang menjadikan nuraninya mati sehingga orang tersebut memerlukan adanya spiritual protection. Gangguan spiritual terjadi karena kurangnya keharmonisan hubungan diantara Tuhan dengan dirinya dan keharmonisan dirinya dengan spiritualnya.

Tuntutan untuk berfikir obyektif, sistematis, metodologis dan argumentatif oleh seseorang yang menjadi “mahasiswa” tersampaikan dalam forum tersebut. Harapan kepada seluruhnya agar titah diri untuk selalu kembali kepada Islam yang hakiki. Mengenai psikologi abnormal dan diagnostik pun penting sebagai subjek kuliah, dengan tujuan mengenal jauh seperti apa kejiwaan yang perlu dipahami, baik dari sudut barat maupun Islam. (Nur Janah/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *