Next Project Luncurkan Dua Film di Tengah Pandemi

Klikdinamika.com, Salatiga– Next Project luncurkan dua short movie di tengah pandemi. Film yang berjudul Ramashok dan Sudut Ruang ini diproduksi dipertengahan bulan Februari 2021 di Kota Salatiga, Senin (15/02/2021).

Daku Aditya (27) dan Desi Fitria (21), penulis sekaligus sutradara film Ramashook dan Sudut Ruang ini memilih Kota Salatiga sebagai lokasi pembuatan film.

Daku Aditya mengungkapkan bahwa Next Project dibangun atas dasar konsistensi para individu dalam menyalurkan ide kreatifnya untuk menjadi suatu karya.

“Kami membangun Next Project di atas konsistensi dan persistensi para individu yang bergerak bersama dalam ruang kreatif untuk menyalurkan ide menjadi karya yang dapat terus berkembang mengikuti pergerakan zaman dengan perkembangan sosial dan budaya yang dipelihara, sembari mengembangkan wawasan secara global dan mendunia,” ungkap Aditya.

Aditya juga mengatakan bahwa film Ramashok terinspirasi dari lingkungan sekitarnya.

“Awalnya saya berusaha mencari isu apa saja yang sedang hangat. Kemudian ketemulah cupang yang sekarang sedang booming. Melalui ikan cupang, saya rangkai jadi sebuah cerita, cerita yang sederhana. Kenapa mengambil judul Ramashok, karena emang Ramashok aja gitu, yang mana dalam bahasa Indonesia artinya engga jelas,” tambahnya ketika diwawancarai klikdinamika.com via WhatsApp.

Berbeda dengan Daku Aditya, Desi Fitria selaku sutradara film Sudut Ruang yang bergenre romance ini mengatakan alasan dirinya mengambil judul tersebut adalah karena melihat dari kejadian yang berada di sekitarnya, serta berdasarkan realita hubungan beberapa pasangan yang sudah lama menjalain kasih dan akan masuk ke fase yang lebih serius.

“Kenapa judulnya Sudut Ruang, karena di film ini mereka ada pada sebuah ruangan. Di situ juga mereka saling berdialog, ngobrolin fase selanjutnya serta hubungan mereka, apa langkah yang mau diambil setelah dialog panjang di ruang itu,” ungkap Desi.

Desi juga mengungkapkan kendala pembuatan film di tengah pandemi ini.

“Karena film diproduksi saat pandemi, kendala pasti ada, namun lebih kepada kendala cuaca. Untuk selebihnya berjalan dengan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan” kata Desi.

“Keluh kesah seperti waktu, tenaga, pikiran di mana kita harus fokus. Menulis sekaligus ngedirect tidak mudah, namun itu semua terbayar dengan hasil yang memuaskan. apalagi dengan orang-orang yang memang sudah ada potensi didalamnya,” pungkasnya.

Di akhir Bahtiyar (23) sebagai kameramen sekaligus asisten sutradara film di Next Project mengatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui film ini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat.

“Sebagai pegiat dan dapur produksi film, tentu pesan yang ingin kita sampaikan lewat film ini sangat relate dan dekat dengan kehidupan masyarakat (khususunya lokal), jadi karya yang dibuat dari hati pasti akan sampai ke hati penikmatnya, tutur Bahtiyar. (Lilis/Farah/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *