Mahasiswa, Agent Of Change?

Mahasiswa, Agent Of Change?

Oleh : Henrik

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Para mahasiswa ini menempuh jenjang pendidikan dengan jurusan yang bermacam-macam. Jenjang pendidikan yang dijalani sudah berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Hal inilah yang membuat mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dan mengembangkan potensi dalam dirinya, dengan tujuan untuk membawa perubahan pada suatu kondisi yang nyata (Agent Of Change). Mahasiswa adalah kaum intelektual, berpikir kritis serta idealis penuh dengan pemikiran-pemikiran yang inovatif.

 

Tentunya zaman akan terus berkembang dari dulu hingga sekarang. Perkembangan zaman inilah yang menjadikan ukuran bagi mahasiwa, apakah perkembangan zaman ini ditunjang dengan kemajuan potensi mahasiswa atau malah sebaliknya. Hal ini perlu dipertanyakan kembali, mengingat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan memiliki dampak yang positif ataupun negatif. Kemajuan zaman yang tak terkontrol akan mudah meleburkan hakikat dan peran mahasiswa dalam interaksi sosial. Mahasiswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lapisan masyarakat. Mahasiswa memiliki multi peran, menjadi golongan masyarakat maupun lapisan kaum pelajar. Dalam multi peran inilah seorang mahasiswa harus bisa menempatkan dirinya sebaik mungkin. Keberadaan mahasiwa dalam ruang lingkup kemasyarakatan tentunya akan memberikan suasana yang berbeda. Keberadaanya diharapkan bisa menjadi penggerak, pelopor ataupun pelaku untuk suatu keadaan yang tidak baik berotasi menjadi lebih baik.

 

 

Doc. Google

 

Mahasiswa sebagai penggerak perubahan untuk suatu kondisi sebenarnya telah tercermin dalam beberapa peristiwa yang lalu. Salah satu contohnya yang terjadi pada tahun 1998, ketika itu gerakan mahasiswa mampu meruntuhkan rezim orde baru yang otoriter dan diktator. Penggerakan para mahasiswa ini mampu membentuk suatu tatanan baru yang dikenal dengan sebutan reformasi. Buah dari reformasi tersebut mengubah keadaan yang sangat kelam, baik dalam segi ekonomi berupa krisis moneter yang menyengsarakan rakyat hingga pelanggaran-pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

 

Dalam peristiwa ini, mahasiswa memiliki peranan yang sangat kuat dan sentral. Gerakan tersebut tentu tidak hanya untuk mengubah sistem pemerintahan, tetapi lebih luasnya memiliki dampak untuk seluruh masyarakat Indonesia yang melekat dalam ingatan setiap individu. Hal ini pula yang membuktikan bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kondisi sosial di sekitarnya mampu menjadi buah tombak untuk sebuah perubahan yang baru.
Lalu bagaimana dengan mahasiswa sekarang? Apakah kepedulian terhadap kondisi sosial masih dipegang teguh oleh setiap individu mahasiswa? Ataukah mereka malah memiliki sikap yang cuek, acuh tak acuh dan tak mau peduli dengan kondisi sosial disekitarnya. Kemajuan teknologi menjadikan mahasiswa tak bisa lepas dari media sosial. Hal ini seakan-akan menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi setiap saat. Berbagai media sosial yang ada dipakai para mahasiswa untuk menyuarakan sikap kritisnya. Padahal yang membedakan mahasiswa dengan yang lainnya adalah bagaimana sikap yang dilakukan mahasiswa tersebut. Hal ini menjadi semakin miris ketika mereka hanya peduli di dalam media sosial saja tanpa adanya aksi yang nyata.

 

Bentuk lain dari mahasiswa sebagai agent of change adalah belajar dengan kesungguhan hati, serius dan selalu siap dalam menjawab persoalan akademik maupun kondisi sosial. Mahasiswa yang memiliki idealisme, intelektual serta kritis dalam menyampaikan aspirasinya merupakan mahasiswa yang sebenarnya. Setiap mahasiswa harus mempunyai kepedulian dalam dirinya, tidak hanya pandai menggunakan kemajuan teknologi.

 

Hal ini yang harus kembali ditekankan dalam setiap diri mahasiwa. Identitas inilah yang menjadikan mahasiswa berbeda dengan pemuda-pemudi lainnya. Setiap anak bangsa mempunyai kesempatan yang sama untuk bergerak dan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tetapi mahasiswa mempunyai kesempatan yang lebih baik dengan intelektual dan sikap kritisnya. Kesadaran setiap mahasiswa ini tidak boleh luntur dengan perkembangan zaman yang mengarah pada kemajuan teknologi. Kepedulian yang dimiliki ini bisa menciptakan kondisi yang lebih baik dan tidak menghilangkan peran mahasiswa sebagai agent of change.

 

====================

Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan oleh penulis di blog pribadinya http://mypelagipagi.blogspot.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *